GRESIK ~ Sepekan setelah Lebaran Idul Fitri, sebagian besar masyarakat muslim di Kabupaten Gresik, biasanya merayakan Lebaran Ketupat atau biasa dikenal, Riyoyo Kupat atau Kupatan.
Tradisi membuat Kupat (ketupat) dan Lepet yang dibawa berbondong-bondong oleh umat muslim ke masjid atau musholla di setiap Desa, hal ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, mengirim do’a kepada para leluhur serta wujud menjalin silaturrahim antar warga dan bermaaf-maafan.
Tradisi Kupatan juga dilakukan oleh warga Desa Betoyokauman Manyar Gresik Jawa Timur, di Masjid Baiturrahim yang diisi dengan pembacaan tahlil serta do’a yang dipimpin oleh para tokoh agama dan Takmir Masjid desa setempat, Senin (9/5)
Setelah pembacaan tahlil dan do’a selesai, masyarakat tidak lantas pulang meninggalkan masjid. Tetapi mereka akan menikmati Kupat, Lepet dan jajanan lainnya yang mereka bawa ke Masjid, untuk dinikmati bersama-sama sambil bermaaf-maafan dan bercengkrama.
Warga yang hadir dalam acara ini tidak melupakan tradisi untuk menyisihkan Kupat dan Lepet masing-masing 2 buah, untuk diserahkan kepada Takmir Masjid. Selanjutnya oleh Takmir Masjid akan dibagikan kepada para tokoh agama serta Takmir Masjid.
“Alhamdulillah tahun ini acara Kupatan bisa lebih meriah karena banyak warga yang mudik, meskipun pandemi belum sepenuhnya berakhir”, ujar Nidhom salah satu warga.
Tradisi Kupatan sendiri merupakan tradisi turun temurun yang patut dilestarikan, karena mempunyai nilai-nilai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta dan kirim do’a untuk para leluhur, nilai kerukunan, serta nilai saling berbagi antar sesama muslim. Senin (9/5/2022)
Mad ~ Rj